Siang tadi, salah satu rekan kerja di kantor mendapat kabar buruk dari istrinya melalui telepon. Istrinya menelpon sembari menangis tersedu-sedu dan menceritakan apabila dia baru saja mendapat telepon dari Wali kelas anaknya yang masih SMU.
Si penelepon yang mengaku sebagai wali kelas bertutur apabila sang anak mengalami kecelakaan saat kegiatan olah raga di sekolah sedang berlangsung. Karena kecelakaannya cukup parah, sang anak segera di bawa ke Rumah Sakit dan butuh tindakan secepatnya.
Dikarenakan pihak sekolah tidak mungkin melakukan pembayaran tersebut, Wali kelas meminta si Ibu untuk segera mentransfer sejumlah uang ke rekening yang disebutkan. Dan Wali kelas itu juga memberikan satu nomor telepon yang disebutnya sebagai Dokter RS yang menangani anaknya.
Dikarenakan sangat panik dan ketika ditelpon pun tidak ada jawaban dari sang anak. Jadilah si Ayah mentransfer sejumlah uang ke rekening yang disebutkan oleh Wali kelas itu. Dan kebetulan rekeningnya adalah Bank tempat saya kerja sekarang.
Setelah beberapa saat, barulah dia seperti tersadar. Seperti ada yang janggal dengan kejadian yang dialaminya barusan. Karena rekening yang menjadi tujuan transfernya bukan daerah Jakarta.
Dan tidak lama berselang, anaknya pun dapat dihubungi dan menceritakan bahwa keadaannya baik-baik saja. Telepon dari keluarganya tidak diangkat karena memang kegiatan sekolah sedang berlangsung.
Secepatnya ybs datang ke Cabang BRI terdekat dan meminta untuk memblokir rekening dimaksud. Sayangnya uang hasil transferan tersebut sudah diambil tunai hampir 100%.
Jadilah siang ini adalah siang yang terpanas bagi ybs. Sudah cuaca Jakarta yang benar-benar panas, ditambah lagi hatinya yang menjadi panas karena mendapat kabar buruk dan akhirnya menjadi korban penipuan.
Jadilah siang ini adalah siang yang terpanas bagi ybs. Sudah cuaca Jakarta yang benar-benar panas, ditambah lagi hatinya yang menjadi panas karena mendapat kabar buruk dan akhirnya menjadi korban penipuan.
Kisah ini hanya sebagian kecil dari kejahatan yang ada di dunia perbankan. Karena yang namanya penjahat, satu triknya ketahuan pasti dia sudah memikirkan sejuta trik curang lainnya. Demi merauk keuntungan dari orang-orang yang tidak berdosa.
Dan sorenya saya pun melihat ada kasus serupa di Koran Republika. Hanya saja yang menceritakan adalah pihak sekolah, dikarenakan akhir-akhir ini kejadian serupa sedang marak dan meresahkan masyarakat.
Dan bagi kita semua, sudah sepatutnya kita meningkatkan kewaspadaan dalam hal apapun. Memang ketika keadaan terdesak, pasti berfikir jernih dan sabar adalah sesuatu yang agak sulit.
Tetapi yang terpenting adalah, cobalah untuk tenang dan bersabar.
No comments:
Post a Comment
Jika berkenan tinggalin jejak yaa... Terimakasih sudah berkunjung... :)