Tuesday, January 24, 2012

Bedanya Pilkada dengan Pilkabe

Teringat perbincangan singkat di taxi blue bird tadi siang. Saya dan dua teman yang lain terlibat perbincangan seru dengan supir taxi yang kami tumpangi.

Awalnya kami bertiga ngobrol biasa, lalu menyambung ke masalah Xenia Maut. Itu lho yang lagi hot banget beberapa hari ini dengan sang artis ternama Afriyani Susanti.

Habis ngomongin Afriyani Susanti, kronologis kejadian, hujatan kepada Afriyani Susanti di twitter, foto-foto Afriyani Susanti di internet, dll. Kemungkinan tuntutan Afriyani Susanti yang hanya 6 taun, Ngomongin kasus sandal jepit yang di tuntut 5 tahun, ngurusin biaya sekolah anaknya di Jakarta yang super mahal sampe nyambung ke Pilkada.

Saat ngomongin masalah politik, Bapak supir itu cerita tentang ramalannya Joyoboyo. Suatu saat nanti pasti akan datang “Ratu Adil”, dimana dia akan datang di tengah carut marutnya keadaan dan membawa keadilan yang sudah lama dirindukan masyarakat.

Bagi dia sendiri, sang “Ratu Adil” ini mungkin bukan seorang sosok pemimpin atau seseorang yang datang sebagai seorang pahlawan. Tapi “Ratu Adil” adalah “Rakyat Bersatu Angkat Bedil (senjata)” untuk melawan ketidakadilan yang ada saat ini.

Pembicaraan berlanjut terus, si Bapak ini layaknya seorang pembicara ulung yang dengan semangat membara menjelaskan keadaan politik yang ada saat ini. Begitu semangat dengan sedikit ‘dendam’ kepada pemerintah yang birokrasinya ampun-ampun menyiksa rakyat kecil, dimana permintaannya untuk mencicil biaya tebusan ijasah sekolah anaknya di lempar sana-lempar sini oleh birokrasi yang ada.

Dan pembicaraan akhir sebelum kami turun dari taxi itu adalah pertanyaan dari Bapak terebut, “Mba tau gak kalau Pilkada dan Pilkabe itu bedanya apa?”

“Apa, Pak?” tanya kami penasaran.

“Kalau Pilkabe, lupa diminum trus ‘jadi’. Soalnya istri saya pernah tuh, lupa minum pil kabe akhirnya jadi hamil anak saya. Kalau Pilkada, setelah jadi trus ‘lupa’ sama janjinya pas kampanye. Ya buktinya udah banyak kan….” Jelas si Bapak itu.

“Hahahaha…..Bisa aja nih si Bapak,” jawab kami sambil ketawa-ketawa.

Itulah pembicaraan singkat kami dengan sang supir taxi. Padahal pembicaraan yang tidak sengaja di mulai.

No comments:

Post a Comment

Jika berkenan tinggalin jejak yaa... Terimakasih sudah berkunjung... :)