Sunday, April 7, 2013

Jangan Bilang Nggak Bisa

Kalau gak dicoba, mana pernah tau?

Ngomong sih gampang. Tapi soal praktek? Belum tentu...

-----------------------------

Duh, siang-siang gini mau cerita apa sih?
*random*

Jadi, awalnya saya mau cerita soal evaluasi Manajer Operasional dan Manajer Penasaran di kantor wilayah sekitar 2 minggu lalu. Evaluasi kerjaan saya selama sekitar 5 bulan ini.

Saya datang dari pagi, lebih baik datang kepagian daripada terlambat kan. Kalo dari daftar hadir saya adalah orang ketiga yang datang hari itu.

Tapi, ketika pembagian jadwal wawancara saya dapat di tim 3 urutan kelima. Jumlah peserta semuanya ada 15 orang dibagi dalam 3 tim. Pewawancaranya adalah wakil pemimpin wilayah dan pimpinan cabang. Satu tim terdiri dari dua orang evaluator.

Nah, maksimal satu orang peserta mendapat jatah waktu 90 menit untuk di wawancara. Tim 1 dan tim 2 waktu wawancaranya tidak terlalu lama, sedang tim 3 sepertinya memaksimalkan waktu 90 menit untuk setiap peserta.

Jadilah, ketika tim 1 dan tim 2 semua peserta sudah selesai di evaluasi, saya baru masuk ke ruangan dan duduk di kursi panas. Evaluasi saya baru dimulai sekitar jam 4 kalau tidak salah.

Semua pekerjaan dibahas, mulai dari awal hari hingga kegiatan di kantor sore hari. From A to Z ditanyakan oleh evaluator. Apa semua bisa saya jawab? Ada yang tidak bisa saya jawab juga, daripada ngarang kan? Mending kalo benar, kalo ngawur yang ada malah bikin tambah kacau. Jadi ya saya mengakui saja masih ada kekurangan dan ketidaktahuan pada diri saya.

Kadang, saya sudah tau maksud pertanyaannya dan tau jawabannya. Tapi karena grogi jawaban saya jadi muter-muter dan gak to the point.

Misalnya saat saya ditanya soal transaksi trade finance. Awalnya sih ditanya apakah saya tau soal trade finance, saya jawab tau sedikit-sedikit. Trus ditanya apakah di cabang saya ada transaksi trade finance, saya jawab ada tapi ditahun 2011 lalu. Kemudian saya diminta untuk menjelaskan mengenai produk-produk trade finance tersebut.

Pertanyaan jadi berkembang juga, mengenai pelayanan pembukaan LC impor. Bagaimana perlakuannya di cabang. Itu masih lancar. Kemudian Pak Wapinwil kembali bertanya, "risiko terbesar apa sih bagi kita dalam transaksi LC ini?"

Saya jawab, "Risiko bagi kita dalam transaksi LC ini kalau posisi kita sebagai negotiation bank atau posisi sebagai ekspor yaitu penerima LC. Ketika LC nya ternyata tidak comply dengan document maka issuing bank tidak akan melakukan pembayaran. Jadi nego bank tidak akan mendapat pembayarannya."

Trus pak WP itu langsung ketawa denger jawaban saya yang begitu panjangnya, "Bilang unpaid aja kok ya begitu susahnya."

Saya nyengir. Itulah. Kadang karena grogi jadi lupa semuanya. Jawaban jadi muter-muter, karena sambil ngomong sambil mikir juga jawaban yang benernya apa.

Trus Pak Pinca, evaluator yang satunya ikutan komentar, "Nah, seratus dari pak WP buat jawabannya."

Hehehe.... selama wawancara saya hanya dapat pujian satu kali saja. Pujian karena unpaid ini. Sisanya ya ada yang memuaskan, ada yang tidak. Ada yang bikin para evaluator ketawa, ada juga jawaban saya yang bikin mereka geleng-geleng kepala.

Singkat cerita. Diakhir evaluasi, Pak WP bertanya lagi, "Gimana, kamu betah gak jadi manajer operasional? Atau mau pindah jadi manajer penasaran?"

Saya jawab dengan pede-nya, "Saya gak suka pemasaran pak. Jadi kayaknya saya ga bisa jadi MP."

"Lho, kata siapa ga bisa?" tanya mereka.

"Kata saya pak?" jawab saya sambil ketawa.

"Emang pernah dicoba?" tanya mereka lagi.

Raut wajah saya agak berubah, "Hmm, belum sih, Pak.."

"Kalau gak pernah dicoba, kamu mana pernah tau bisa atau nggak."

Iya juga sih, kalau gak pernah nyoba sebelumnya jangan pernah bilang nggak bisa. Siapa tau ada bakat terpendam... *eaaaa*

Yup... Itulah sekilas cerita soal evaluasi kerjaan saya disini. Apapun hasilnya, ya semoga itu adalah yang terbaik bagi semuanya....

No comments:

Post a Comment

Jika berkenan tinggalin jejak yaa... Terimakasih sudah berkunjung... :)