Saturday, December 3, 2011

Hey, kerja dan perusahaan bukan segalanya!

Ada sebuah cerita tentang seseorang yang begitu mengabdikan hidupnya pada perusahaan tempat dimana dia bernaung. Bekerja dan terus bekerja tak mengenal lelah.

Memang karena perusahaanlah dia bisa menghidupi keluarganya. Mencukupi segala kebutuhan, liburan bersama istrinya atau pendidikan yang tinggi bagi anak-anaknya.

Dia begitu mencurahkan segala jiwa dan raganya bagi perusahaan. Hingga tak begitu mempedulikan kesehatannya demi menyelesaikan segala pekerjaannya.

Sampai suatu hari dia jatuh sakit dan dokterpun memvonisnya mengidap kanker hati. Memang benar, perusahaan masih mau menanggung hampir seluruh biaya pengobatannya. Tetapi sampai kapan?

Biaya yang dikeluarkan untuk pengobatannya mencapai ratusan juta. Sampai suatu hari perusahaan tidak bisa menanggung sebagian besar biaya pengobatannya, dan dicapailah kesepakatan penanggungan biaya masing-masing sebesar 50:50 antara perusahaan dan si sakit.

Kondisi semakin parah ketika dokter memvonis umurnya tinggal 1 bulan lagi. Ya.... satu bulan lagi. Tapi apalah kuasa dokter yang hanya seorang manusia biasa. Prediksi tinggalah prediksi ketika kehendak Allah yang berlaku.

Ketika Allah memberikannya kesempatan hidup yang kedua, banyak pelajaran yang diperolehnya. Terutama tentang hidup dan kehidupan. Tentang bagaimana seharusnya dia menghargai hidup dan dirinya sendiri.

Ingatlah,
hidup untuk bekerja, bukan bekerja untuk hidup.

Memang benar perusahaanlah yang bisa memberikanmu segala yang diinginkan. Tetapi perlu kamu ketahui, ketika kamu jatuh sakit dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Perusahaan sudah siap mencari penggantimu, dan akan ada seribu orang diluar sana yang bersedia untuk menggantikan posisimu.

Hingga saat itu tiba, mungkin kamu hanyalah akan menjadi seseorang yang pernah dikenal di perusahaan tersebut.

3 comments:

  1. iya yu, sebagian besar tujuan bekerja memang hanya untuk materi, untuk kepuasan nafsu yang berkedok kebutuhan yang selalu meningkat, bukan kebahagiaan. bila tidak diimbangi dengan syukur nikmat dan ikhlas, kita tidak akan bisa menikmati hidup dan akan selalu kurang, lupa dengan hal-hal yang sebetulnya lebih berharga, keluarga dan saudara serta orang-orang yang sangat menyanyanginya...

    ReplyDelete
  2. setuju yuuu...menurut gw,keluarga lebih di atas segalanya dibandingkan pekerjaan walaupun kadang2 menjadi alasan untuk pekerjaan itu :)

    ReplyDelete
  3. yup.... memang antara pekerjaan dan keluarga kadang menjadi dilema. Disatu sisi bekerja adalah menjadi alasan untuk mencukupi kebutuhan keluarga, tetapi di sisi lain kadang keluarga menjadi tersisihkan karena pekerjaan itu sendiri.
    Padahal niat awal bekerja adalah demi keluarga kan? Segala sesuatunya memang harus seimbang dan selalu untuk di syukuri.

    ReplyDelete

Jika berkenan tinggalin jejak yaa... Terimakasih sudah berkunjung... :)