Sunday, July 8, 2012

Ingin Tetap di Jawa

Ngomong-ngomong soal assessment yang sebelumnya saya ceritakan disini. Ada percakapan unik yang terjadi antara saya dengan para asesor di akhir interview, yaitu assessment tahap ke-2.

Sehabis interview mengenai kerjaan saya selama 2 tahun terakhir, pengalaman yang paling mengesankan yang pernah terjadi dan kisah-kisah saya yang lain, asesor tersebut mematikan alat rekam yang digunakan selama hampir satu jam wawancara tersebut.

Lalu, salah satunya bertanya kepada saya, “Mbak, tahapan interview nya sudah selesai. Dan alat perekamnya juga sudah saya matikan. Sekarang kami ingin bertanya. Seandainya Anda boleh memilih, jabatan apa yang ingin didapatkan?”


Terdiam sejenak, berpikir cepat. Saya pun menjawab dengan meyakinkan, “Saya ingin di Kantor Pusat, Pak” sembari senyum terkembang.

Saya ingat dengan pesan Kepala Bagian saya, agar saya bisa menyampaikan pendapat sesuai dengan keadaan sebenarnya. Karena biar bagaimanapun sudah tidak jamannya lagi idealis dengan bilang, “saya siap ditempatkan dimana saja”. Memangnya yakin siap bersedia untuk ditempatkan di ujung belahan Indonesia yang ga ada di peta? Saya sih tidak. Hehehe...

Lalu, asesor itu tertawa, “Saya tanya jabatan lho, Mbak. Bukan tempat,”

Eh, saya jadi malu salah jawab. Saya tersenyum sembari mengingat tulisan yang ada di depan pintu, ‘sedang ada tes assessment pool of candidate jabatan eselon 4 (MP, MO, Wakabag, Staff Grade 10)’.

Saya pun kembali menjawab dengan meyakinkan, “Staff Kantor Pusat, pak”

“Tidak ada jabatan Staff, Mbak. Kalau boleh memilih, Mbak ingin jadi apa? MP, MO atau Wakabag? Dan alasannya kenapa?” lanjutnya bertanya kembali.

“Saya pilih jadi wakabag, Pak. Karena menurut saya, kerja di operasional Cabang itu akan menguras waktu saya. Saya melihat ketika 5 bulan di cabang saat OJT dulu dan saat ini, sepertinya kehidupan saya nanti akan lebih banyak di habiskan di kantor. Sedangkan saya menginginkan tetap memiliki banyak waktu untuk mengurus keluarga saya nanti.”

Asesor tersebut langsung bertanya, “Memang anda sudah berkeluarga?”

Saya tersenyum simpul, “Belum, Pak. Tapi pasti suatu saat nanti saya akan memiliki keluarga, dan saya tidak mau apabila saya lebih banyak menghabiskan waktu di kantor.”

“Tapi, mbak. Jabatan wakabag itu tidak hanya di kantor pusat lho. Ada juga di kantor wilayah.” Balas asesor.

“Iya, Pak. Saya tahu...” sembari mengangguk tanda setuju.

Asesor itu tersenyum, “Jadi saya bisa ambil kesimpulan ya... Anda akan menolak jabatan MP/MO di semarang dan lebih memilih untuk jabatan Wakabag di Kantor Wilayah Jayapura.”

*saya langsung speechless*

“Yaaahhhh,,, tidak gitu juga, Pak! Saya persempit deh, saya lebih senang tetap berada di Pulau Jawa”

Para asesor pun tersenyum seperti puas telah berhasil menggoda saya dengan pertanyaan menjebak tadi. Dan suasana pun semakin cair tidak setegang yang saya bayangkan sebelumnya.

Apapun hasilnya, semoga itu adalah yang terbaik. Para asesor pun mengutarakan bahwa apabila nanti saya lulus, penempatan tersebut tidak diputuskan oleh mereka karena kepentingan mereka hanya sebatas merekomendasikan apakah saat ini saya layak atau tidak di posisi tersebut.

Jadi,,, apapun hasilnya… kita tunggu saja.

No comments:

Post a Comment

Jika berkenan tinggalin jejak yaa... Terimakasih sudah berkunjung... :)