Ini merupakan kali kedua saya ke Semarang, setelah sekitar 2 tahun lalu di bulan Juni 2010.
Kejadian waktu itu gak akan pernah saya lupa. Karna selain perjalanan dinas pertama saya, juga ada kenangan yang cukup mengesankan di kota ini.
Dua tahun lalu, saya bergabung di Divisi Layanan Bagian Layanan Sistem dan Operasional sekitar awal Mei. Saat itu BRI sedang mengembangkan sistem pembayaran uang pensiunan menggunakan finger print. Dan saya dilibatkan dalam tim sosialisasi ke kantor Wilayah.
Awalnya saya tidak diikutsertakan untuk turun ke lapang, tapi entah gimana tiba2 saya diberi titah untuk turun lapang menggantikan wakil kepala bagian. Ya lumayan senang juga karena ini perjalanan dinas saya pertama kali.
Nah, karena wilayah semarang itu untuk junior staf jatah tiketnya masih kereta dan saat itu harga tiket pesawat lagi menggila akhirnya kami satu tim melaju menggunakan kereta.
Tim saya saat itu adalah Ocha (sekarang sudah pindah ke BRIS), Mas Encep Helpdesk (sekarang juga udah pindah ke bank lain) lalu Hafid (Div TSI). Kami berempat melaju naik kereta dari Jakarta sekitar jam 5 sore. Nama keretanya apa saya juga lupa.
Ini juga kali pertama saya naik kereta jauh ke luar kota. Yang biasanya paling hanya Bogor-Jakarta saja.
Kondisi tubuh saya saat itu tidak dalam keadaan yang begitu baik. Maag sedang kambuh, radang tenggorokan, badan tidak fit dan ditambah masuk angin. Hal ini yang membuat perjalanan saya tidak begitu mengenakkan.
Kami tiba di Semarang sekitar jam 1 dini hari. Karena sudah larut malam, kami berempat tidak di jemput dari pihak BRI. Kalau tidak salah kami naik taxi ke Hotel Grand Candi tempat kami menginap saat itu.
Besok pagi-paginya kami segera ke Kantor Wilayah untuk melakukan sosialisasi Bripens. Alhamdulillah sosialisasi sesi Layanan berlangsung lancar.
Setelah itu saya dan Ocha langsung mengunjungi Kantor Cabang BRI Pandanaran untuk melihat lokasi secara langsung.
Siangnya kami di ajak makan oleh pihak Cabang. Nah, salahnya lagi saya keliru pesan makanan waktu itu. Dengan maksud agar radang tenggorokan saya cepat sembuh, saya pesan minum perasan jeruk nipis. Baru minum satu teguk, radang tenggorokan belum berasa lebih baik yang ada maag saya langsung berasa kambuh dan asam lambung langsung naik. Alamaaaak....
Nyeri masih bisa saya tahan. Obat yang saya bawa dari Jakarta juga tidak begitu membantu untuk menahan sakit yang ada.
Sorenya ketika kembali ke Kantor Wilayah, tubuh saya sudah tidak bisa di kontrol lagi. Nyeri, eneg, mual, pusing dan entah apa lagi yang saat itu saya rasakan.
Selepas sosialisasi selesai, sakit saya tidak tertahan lagi. Saya langsung ke kamar mandi dan mengeluarkan segala isi perut saya saat itu. Lemas, pusing, pucat dan berasa keleyengan saat jalan. Pandangan gelap kayak berasa mau pingsan (padahal pingsan kayak apa aja gak pernah ngerasain).
Untungnya sosialisasi sudah berakhir sehingga kami bisa langsung kembali ke hotel. Waktu itu Ocha pulang ke Jakarta lebih dulu. Sehingga tinggallah saya sendiri di hotel.
Makin malam, nyeri makin tak terbantahkan lagi. Obat yang saya minum sama sekali tidak mempan. Akhirnya saya setuju ketika Mas Encep dan Hafid berencana untuk membawa saya ke RS terdekat.
Whaaat???
Iyooo.... mereka bawa saya ke RS Elisabeth. Trus disana saya minta disuntik penghilang nyeri, saking tidak tahan dengan sakit yang saya bawa dari Jakarta. Dokternya bilang, memang seharusnya saya tidak melakukan perjalanan ini tetapi istirahat di rumah.
Akhirnya, jauh-jauh saya ke Semarang bukannya jalan-jalan keliling kota dan wisata kuliner, ini malah mampir ke UGD-nya RS Elisabeth. Hadeeeeuuuuhhhh....Capede...
Besok paginya, saya dan mas encep rencana mau naik kereta pagi ke Jakarta. Eh berangkat dari hotel mepet banget gara-gara itu dua cowo pada bangun kesiangan dan di misscall ga bangun-bangun. Udah gitu susah pula nyari taxi. Setelah dapet taxi, perjalanan masih diwarnai macet pula. Ya Allaaah....
Saat taxi masuk ke stasiun, terdengar suara pemberitahuan keberangkatan kereta yang akan kami naiki ke Jakarta dong. Mau di kejar juga udah ga bisa. Hiks...hiks...hiks... Cuma bisa meratap dengan mata nanar (lebay.com).
Akhirnya kami berdua useless deh di toko oleh-oleh samping stasiun sampe jam 12 siang. Nungguin kereta yang ke Jakarta berikutnya jam 12an.
Alhamdulillah kami sampai di Jakarta malam hari. Alhamdulillah masih selamat tidak kurang apapun. Dan obat yang kemarin di kasih dari RS manjur...jur...jur....
Hari besoknya di kantor,,, saya jadi bulan-bulanan dong karena jauh-jauh ke Semarang nambah Kartu Pasien RS. Bukannya jalan-jalan dan wiskul eh ini malah mampir ke UGD. Hihihihi.....
Makanya sejak saat itu saya memang agak menghindari perjalanan dinas yang dekat atau transportasinya kereta. Bukannya kenapa-kenapa, bukan pula ada trauma, tapi yaaaa....ya gitu deh....
No comments:
Post a Comment
Jika berkenan tinggalin jejak yaa... Terimakasih sudah berkunjung... :)