Rasa-rasanya gak akan pernah ada habisnya ngomongin yang berhubungan dengan never ending question seperti yang pernah saya bicarain disini.
Sebenernya saya pengen ulas hal ini beberapa hari lalu sekitar habis lebaran, tapi belum ketemu moodnya aja. Kalo sekarang sih rasanya agak 'dipaksa' untuk nulis.
Seharian saat lebaran kemarin banyak tweet yang berseliweran di timeline, bahas apa?
Ya apalagi kalau bukan soal never ending question tersebut.
Ada yang ditanya, "kapan punya pacar?"
"Kapan nikah?"
"Kapan isi?"
Sampai ada statusnya seorang teman yang lebih memilih untuk diam di rumah karena di kunjungan pertama saja sudah keluar pertanyaan dari tetangganya, "Udah isi belum?"
Lalu ada lagi teman yang kesal karena ditanya, "kapan punya pacar?"
Sampai mengibaratkan hal tersebut sebagai 'annoying questions'
Saking menyebalkan mungkin itu bukan hanya 'annoying questions' tapi teman yang lain menyebutnya sebagai 'stupid questions'.
But,,,,,,,
Hey, do you believe that after this there will be another questions?
Yahhh memang tidak semua pertanyaan-pertanyaan itu bermaksud #kepo (ingin tahu). Masih akan ada seseorang yang memang mengeluarkan pertanyaan itu atas dasar perhatiannya kepada kita. Mungkin karena sudah lama tidak ketemu lalu sekalinya ketemu dia berharap kalau yang tadinya gak punya pacar jadi punya, yang sebelumnya masih pacaran akan segera nikah, dan yang sudah nikah segera di karunia buah hati.
Atau bisa jadi pertanyaan tersebut adalah pertanyaan basa-basi dari dia, karena bingung mau membuka obrolan apa dengan kita.
Who knows... Dalamnya hati manusia tidak ada yang tahu. Kita berprasangka baik saja kalau itu merupakan salah satu bentuk perhatiannya mereka.
Karena secara tidak sadar kadang kita sendiri pun mengeluarkan pertanyaan tersebut kepada orang lain. Entah karena murni sebagai bentuk perhatian terhadap kabar dia, atau kita bingung mau nanya apa.
Pernah ada kejadian seorang teman yang bertanya kepada temannya teman (bingung yah?), misalnya A berteman dengan B, nah C ini temannya B. Si A yang sudah lama tidak ketemu C tiba-tiba bertemu di sebuah resepsi pernikahan. Karena bingung atau entah apa, sebagai pembuka obrolan A bertanya pada C, "kok datang sendiri? Yang waktu itu mana?"
Eaaa,,, raut wajah C memang masih santai, tapi terlihat seperti menahan perasaan tidak enak di dalam hatinya. Dan dia berusaha menanggapi dengan bijak dan bilang kalau masih jomblo. Tapi si A ini yang jadinya merasa bersalah karena sudah salah mengingat orang dan bertanya yang tidak tepat.
Hmmm,,,, kita syukuri saja apa yang sedang kita punya saat ini, dan biarkan mereka berlalu dengan sendirinya. Sebisa mungkin kita tanggapi dengan bijak. Sebagai pelajaran bagi kita juga untuk berpikir berulang kali ketika akan mengeluarkan pertanyaan semacam itu.
Yang selalu menjadi penyemangat saya adalah:
Allah tidak pernah buru-buru. Allah selalu memberikan sesuatu yang kita butuhkan, tidak hanya yang kita inginkan serta diwaktu yang tepat menurut-Nya.
Seiring berjalannya waktu biarlah 'the right time' itu akan menghampiri kita dengan sendirinya, yang belum punya pacar ya akan bertemu dengan yang pas. Yang belum menikah, ya menikah ketika 'the right time' itu sudah tiba. Ketimbang menjadi 'the right now time' malah jadi memaksakan sesuatu, yang bisa jadi akan berjalan tapi tidak sesuai dengan harapan sebelumnya.
Right!
Absolutely we wait for the right time...
Saya juga percaya sama kata-kata : Allah tidak pernah buru-buru. Allah selalu memberikan sesuatu yang kita butuhkan, tidak hanya yang kita inginkan serta diwaktu yang tepat menurut-Nya.
ReplyDelete^^
Right...
DeleteInsyaAllah semua akan indah dan sempurna pada waktu-Nya.... :)